RSS

Rakyat Jogja Marah Kesultanan Pasrah

05 Des

Reaksi Putusan Kabinet Pemilihan Gubernur Lewat Pemilu
JOGJAKARTA – Hasil sidang kabinet yang memutuskan gubernur dan wakil gubernur Jogjakarta melalui pemilu membuat kecewa pihak kesultanan. Adik kandung Sri Sultan, Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Joyokusumo yakin, dampak keputusan rapat yang akan dituangkan dalam draft RUU Keistimewaan Jogjakarta dari  pemerintah itu akan berdampak serius. “Saya sudah bisa memperkirakan reaksi masyarakat Jogja nanti seperti apa,” ujar GBPH Joyokusumo, saat ditemui di kediamannya, Ndalem Joyokusuman, kompleks keraton Jogjakarta, kemarin.
Menurut dia, kemarahan masyarakat Jogja yang saat ini sudah mulai berkembang akan makin memuncak. “Semakin gerah dan semakin tidak percaya pada pemerintah pusat, terutama presiden,” tambahnya.
Sebab, lanjut bangsawan yang memiliki jabatan semacam sekretaris negara di Kesultanan Jogja itu, Presiden SBY dianggap telah memberikan harapan kosong kepada masyarakat Jogja. Pidato klarifikasi yang disampaikan di kantor presiden, sesaat sebelum memimpin rapat kabinet, awalnya, sempat meredakan sesaat kekecewaan masyarakat Jogja atas pernyataan presiden sebelumnya. “Ternyata apa yang diomongkan, apa yang dijanjikan tidak sesuai dengan kenyataannya,” tandas Joyokusumo.
Menurut dia, perbedaan hasil sidang kabinet dengan klarifikasi SBY yang sempat menyatakan kepemimpinan Guberbur DIJ lima tahun kedepan adalah yang terbaik, berpotensi mendorong elemen-elemen masyarakat di Jogja untuk mengusung satu tema bersama. Misal, sebut dia, mengikuti rencana paguyuban lurah se-DIJ yang ingin mengadakan Kongres Rakyat pada 17 Desember nanti. “Atau, yang lebih mengkhawatirkan, sepakat memisahkan diri dari republik dengan mengusung kembalinya Nagari Nayogyakarto, kita semua tidak ingin ini semua sampai terjadi,” imbuhnya.
Namun, jika kekhawatiran itu benar terjadi, bagaimana posisi kesultanan. “Ya, mau bagaimana lagi, tidak mungkin kan kami (kesultanan, red) memisahkan diri dengan masyarakat dan rakyat,” tegas Joyokusumo. Sebab, lanjut dia, dari awal berdiri, kesultanan merupakan representasi kehendak rakyat.
Sementara itu, kemarin, aksi demonstrasi kelompok masyarakat di Jogja kembali dilakukan. Massa dari Gerakan Rakyat Mataram melakukan aksi pembagian bambu runcing di depan Gedung Agung (istana kepresidenan), Yogyakarta. Intinya,
massa menuntut keistimewaan DIJ tidak diutak-atik. “Kami cinta perdamaian, tapi kami lebih cinta keistimewaan,” seru salah seorang wakil pendemo. (dyn)

dari:http://www.radartasikmalaya.com/index.php?option=com_content&view=article&id=8068:rakyat-jogja-marah-kesultanan-pasrah&catid=32:languages&Itemid=47

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Desember 5, 2010 inci KABAR YOGYAKARTA

 

Tinggalkan komentar